Rusia Targetkan Kota-kota Eropa Setelah AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh di Wilayah Tersebut

Moskow – Ancaman Rusia terhadap Eropa semakin meningkat setelah pemerintah AS memutuskan untuk menempatkan rudalnya di beberapa kota di Eropa. Kremlin menanggapi provokasi ini dengan menyiapkan rencana balasan, yang dapat menjadikan kota-kota Eropa sebagai target rudal Rusia.
Kremlin Siapkan Tindakan Balasan Terhadap Rudal AS di Eropa
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan bahwa Rusia telah mengetahui lokasi-lokasi di Eropa tempat rudal jarak jauh AS ditempatkan. Menurut Peskov, Rusia siap menanggapi langkah tersebut dengan menargetkan kota-kota yang telah dijadikan tempat pemasangan rudal AS.
“Selalu ada situasi paradoks, AS menempatkan berbagai jenis rudal dengan jangkauan berbeda, namun selalu ditujukan ke negara kami. Oleh karena itu, kami sekarang mengidentifikasi lokasi-lokasi di Eropa sebagai target bagi rudal kami,” ujar Peskov dalam wawancara dengan jurnalis Rusia Pavel Zarubin, seperti dilaporkan oleh Russia Today pada Minggu (14/7/2024).
Peskov menambahkan bahwa Rusia memiliki potensi yang cukup untuk menghalangi ancaman rudal AS, tetapi dalam hal ini, kota-kota Eropa akan menjadi korban dari eskalasi ketegangan ini.
Reaksi Rusia Terhadap Pengerahan Rudal AS di Jerman
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, juga memberikan respons terhadap rencana AS untuk menempatkan rudal jarak jauh di Jerman pada 2026. Ryabkov menilai langkah ini sebagai bentuk ancaman terhadap keamanan Rusia.
“Tanpa emosi, kami akan mengembangkan respons militer terhadap rencana baru ini,” kata Ryabkov, yang menggambarkan kebijakan AS dan NATO sebagai salah satu elemen intimidasi yang ditujukan kepada Rusia.
Pemerintah Washington sebelumnya mengumumkan rencana untuk menempatkan sistem rudal jarak jauh seperti SM-6 dan Tomahawk di Jerman sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang yang lebih permanen.
Rusia Siap Tanggapi Penggunaan Rudal di Eropa
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa Rusia dapat memproduksi dan menempatkan rudal jarak menengah serta pendek berbasis darat sebagai respons terhadap kebijakan AS. Putin menegaskan bahwa Rusia kini mengetahui bahwa AS tidak hanya memproduksi sistem rudal tersebut, tetapi juga memindahkannya ke beberapa lokasi di Eropa, termasuk Denmark dan Filipina.
“AS tidak hanya memproduksi sistem rudal ini, tetapi mereka juga mengirimkannya ke Eropa dan Filipina untuk digunakan dalam latihan militer,” ujar Putin. Rusia juga mengkritik kegagalan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) pada 2019, yang seharusnya membatasi produksi dan penempatan rudal semacam itu.
Potensi Eskalasi Konflik
Rencana AS untuk mengerahkan rudal jarak jauh di Eropa berpotensi memperburuk ketegangan dengan Rusia. Setelah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut, Rusia memperingatkan bahwa respons terhadap provokasi ini bisa berdampak langsung pada keamanan Eropa.
Peningkatan pasokan senjata AS kepada negara-negara NATO untuk melawan Rusia, serta ancaman yang ditujukan ke Rusia, semakin memicu kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas. Rusia jelas melihat langkah AS ini sebagai ancaman terhadap eksistensinya dan siap untuk merespons secara militer jika diperlukan.
Kesimpulan
Keputusan AS untuk menempatkan rudal jarak jauh di Eropa telah menambah ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara Barat. Rusia memberikan peringatan keras dan menyiapkan respons yang dapat berakibat pada eskalasi lebih lanjut. Sebagai bagian dari strategi pertahanan, Rusia telah mengidentifikasi target potensial di Eropa dan mempersiapkan langkah balasan yang serius, sementara AS dan NATO terus meningkatkan dukungan mereka terhadap Ukraina dan negara-negara anggota aliansi.