Penghentian Bantuan Amerika Serikat Berdampak pada Pengungsi Afghanistan

Jakarta – Keputusan Presiden Donald Trump untuk menghentikan sementara bantuan luar negeri Amerika Serikat telah membawa dampak yang signifikan, terutama bagi warga Afghanistan yang tengah menunggu untuk dipindahkan ke Amerika Serikat. Pembekuan bantuan ini membuat sejumlah penerbangan yang membawa lebih dari 40 ribu warga Afghanistan dengan visa khusus, yang telah lama menunggu kesempatan untuk meninggalkan negara mereka, terhenti.
Pada Sabtu, 25 Januari 2025, sumber dari pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa banyak warga Afghanistan yang semula dijadwalkan terbang ke Amerika Serikat kini terkatung-katung, dengan beberapa lainnya terjebak di negara-negara seperti Pakistan, Qatar, dan Albania. Keputusan ini membuat mereka berisiko menghadapi balasan dari Taliban karena hubungan mereka dengan Amerika Serikat.
Pengaruh Kebijakan ‘America First’ terhadap Evakuasi Warga Afghanistan
Shawn VanDiver, Kepala #AfghanEvac, menyampaikan bahwa koalisi veteran dan kelompok advokasi yang bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat berencana untuk mengevakuasi dan memukimkan kembali warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan pasukan Amerika selama lebih dari dua dekade konflik. Namun, rencana evakuasi tersebut tertunda setelah diterbitkannya perintah eksekutif oleh Trump yang membekukan bantuan luar negeri Amerika Serikat. Perintah tersebut meminta evaluasi efisiensi dan konsistensi kebijakan melalui prinsip ‘America First’.
Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli dan kelompok advokasi, yang memperingatkan bahwa penghentian bantuan asing dapat menyebabkan kekacauan di Amerika Serikat. Selain itu, program bantuan luar negeri yang meliputi sektor kesehatan, nutrisi, dan vaksinasi juga terdampak.
Bantuan yang Tertunda untuk Warga Afghanistan dengan Visa Khusus
Salah satu dampak langsung dari penghentian bantuan ini adalah berhentinya pendanaan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk organisasi-organisasi yang membantu warga Afghanistan dengan Special Immigrant Visa (SIV). Visa ini diberikan kepada individu yang pernah bekerja untuk Amerika Serikat selama perang di Afghanistan dan kini membutuhkan perlindungan di luar negeri.
Shawn VanDiver mengungkapkan rasa kekecewaannya dengan penundaan penerbangan untuk warga Afghanistan ini. Awalnya, ia dan timnya menganggap hal ini sebagai kesalahan administratif, namun kini mereka menyadari bahwa ini adalah dampak dari kebijakan penghentian bantuan luar negeri.
Harapan untuk Pengecualian bagi Warga Afghanistan
VanDiver berharap pemerintah Amerika Serikat akan memberikan pengecualian bagi warga Afghanistan yang telah mengantongi Special Immigrant Visa, mengingat jasa mereka yang telah berjuang bersama pasukan Amerika Serikat selama bertahun-tahun. “Mereka bertempur bersama kami, mereka pun berdarah-darah bersama kami,” katanya.
Saat ini, puluhan ribu warga Afghanistan masih menunggu pengesahan visa mereka. Namun, Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum memberikan komentar terkait penundaan ini.
Kebijakan penghentian bantuan luar negeri yang diterapkan oleh Donald Trump menambah ketidakpastian bagi warga Afghanistan yang sudah berjuang untuk mendapatkan perlindungan di luar negeri setelah Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afghanistan pada Agustus 2021.